Pakar kesehatan yang merupakan Guru Besar dari Fakultas Ekologi manusia di Institut Pertanian Bogor (IPB) bernama Hardinsyah Ridwan, berkata bahwa kebanyakan orang ternyata salah paham akan waktu terbaik untuk berjemur di bawah sinar matahari.
Banyak dari kita yang berpikir jika sinar matahari yang hangat dan biasanya didapatkan di bawah jam 8 pagi adalah waktu terbaik untuk berjemur. Namun waktu terbaik untuk berjemur sebenarnya adalah setelah jam 9 pagi hingga jam 1 siang. Karena waktu berjemurnya sudah cukup siang, Hardisnyah juga menyarankan kita untuk melakukannya selama 20 menit saja. Dalam sepekan, kita juga hanya perlu melakukannya 3 hingga 4 kali saja.
>>>> www.DokterSehat.com <<<<
Apa sajakah manfaat dari asupan vitamin D dari sinar matahari ini? Hardinsyah berkata bahwa bagi anak-anak, asupan vitamin D dari sinar matahari bisa membantu pertumbuhan tulangnya tetap sehat dan maksimal. Jika tidak mendapatkan asupan vitamin D tersebut, dikhawatirkan kita bisa mengalami ketidaknormalan pertumbuhan tulang atau beresiko lebih besar untuk terkena osteoporosis dan riketsia.
Sebagai up date pengetahuan terbaru, menghindari sengatan panas tengah hari ternyata justru meningkatkan kanker kulit ganas (cutaneous malignant melanoma). Dr. William Grant sebagai pakar vitamin D menjelaskan bahwa dari kajian di Inggris, Norwegia, dan Amerika Serikat, waktu optimal untuk mendapatkan produksi vitamin D justru sedekat mungkin dengan tengah hari (antara jam 10 pagi hingga 2 siang).
Yang kulit butuhkan sebenarnya dari sinar matahari adalah ultraviolet B sebagai produsen vitamin B. Pada saat matahari masih dekat dengan horison (pagi hari, belum mencapai puncak kepala) ultraviolet B (daya radiasi 290-315 nanometer) masih sangat sedikit, sebaliknya ultraviolet A sedang “kecang-kencangnya” (daya radiasi 320-400 nanometer dan berhubungan erat dengan kanker kulit karena daya tembusnya lebih tinggi).
Dengan terik tengah hari dan rasa panas, maka sebenarnya kulit tubuh tidak butuh waktu lama untuk berjemur. Buat apa menghabiskan waktu 1 jam dari pukul 7 hingga 8 pagi jika yang kita peroleh malah lebih banyak ultraviolet A yang merusak, sedangkan cukup butuh 15 menit sekitar jam 10-10.15 sekaligus menikmati ultraviolet B untuk mendapatkan vitamin D? Bagi yang berkulit gelap, dibutuhkan lebih lama tentunya, karena semakin banyak pigmen kulit yang dimiliki, semakin sedikit daya tembus ultraviolet ke dalam kulit kita. Bukankah pigmen kulit adalah pelindung kanker alami?
Robyn Lucas, seorang pakar epidemiologi di Australian National University, sangat setuju dengan temuan ini. *Bahkan ditambahkan oleh Dr. Grant, anjuran menghindari matahari siang plus menggunakan tabir surya malah menjerumuskan orang terkena kanker kulit.* Masalahnya, orang-orang yang menganjurkan nasihat tersebut tidak memperhitungkan daya radiasi ultraviolet sebagai penyebab kanker! Kita membutuhkan sekitar 2.000 IU hingga 4.000 IU vitamin D per harinya untuk dapat mencegah kanker kulit hingga 50%. Kebanyakan orang hanya mendapat 250-300 IU per hari dari makanannya saja.
Jika matahari sekitar tengah hari justru lebih sehat bagi tubuh, kini saatnya kita mengubah pola pikir yang sudah terpatri. Mari menikmati jalan tertimpa sinar matahati ke lahan hijau terbuka atau sengaja menyapu halaman pada pukul 9 atau 10 pagi.
Mari berbagi informasi ini ke semua orang yang membutuhkan? Yuk share melalui Facebook, Twitter atau Wa ... Semoga Bermanfaat.
Mari berbagi informasi ini ke semua orang yang membutuhkan? Yuk share melalui Facebook, Twitter atau Wa ... Semoga Bermanfaat.